Cara Membangun Kebiasaan Positif Dalam Kehidupan
Cara Membangun Kebiasaan Positif Dalam Kehidupan – Di tengah antusiasnya berbagai institusi pendidikan dalam mengejar keunggulan teknologi, muncul satu pertanyaan: “Apakah kita begitu bersemangat mencari keunggulan pada karakter peserta didik kita?” Padahal, hendaknya setiap sekolah menjadikan kualitas moral/karakter sebagai salah satu hal
Budaya positif yang selaras dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Devantara yang mendukung siswa dapat dibangun melalui visi sekolah dan peran guru. Budaya positif di kelas dan sekolah dapat diwujudkan melalui disiplin positif. Disiplin positif merupakan model kedisiplinan yang menitikberatkan pada perilaku positif pada diri siswa agar menjadi individu yang penuh hormat dan bertanggung jawab (Nelsen, Lott & Glenn, 2000). Kesadaran siswa terhadap penerapan disiplin positif masih didasari oleh motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari faktor luar dirinya. Kebiasaan-kebiasaan yang telah terbentuk tetap menjadi milik
Cara Membangun Kebiasaan Positif Dalam Kehidupan
Selama ini siswa hanya mengikuti kedisiplinan yang ditetapkan oleh guru dan pihak sekolah, tanpa terlibat dalam penyusunan dan penetapan berbagai aturan. Komunikasi yang dibangun masih satu.
4 Cara Membentuk Kebiasaan Baik Menurut Buku ‘ Atomic Habit’
Peran atau kontrol guru hanya sebatas sebagai hakim bagi siswa, dan belum sampai pada tahap kontrol dan pengelola. Sebagai pemimpin, guru diharapkan dapat menyadarkan siswa akan pentingnya motivasi intrinsik agar dapat menjadi pribadi yang welas asih dan mempunyai budaya yang positif. Dengan adanya budaya positif, hendaknya hal ini menjadi kebiasaan bagi seluruh warga sekolah, yang pada akhirnya menjadi karakter untuk mewujudkan profil siswa Pancasila. Komunikasi dua arah hendaknya diterapkan agar siswa dapat menyampaikan aspirasi dan keinginannya. Selain itu, efektivitas komunikasi dua arah sangat penting dalam menjalin berbagai kesepakatan untuk menciptakan kesadaran dikalangan peserta didik dalam pelaksanaannya, tanpa adanya tekanan atau ancaman dari pihak luar.
Pengenalan kebiasaan baik menjadi budaya positif di sekolah perlu didukung dari berbagai sisi agar budaya tersebut menjadi sebuah kekuatan. Disiplin positif diperlukan dalam kebiasaan budaya positif untuk menerapkan segala kaidah sehingga melahirkan disiplin mental yang berbasis pada kesadaran individu. Kebiasaan ini dapat menyebabkan siswa menjadi termotivasi secara intrinsik, dan mereka akan berhenti bersikap patuh karena konsekuensi yang ada. Apabila siswa mempunyai motivasi internal maka akan terbentuk karakter kedisiplinan yang kuat. Kebiasaan positif siswa jika dikaitkan dengan nilai-nilai profil siswa Pancasila (keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemandirian, berpikir kritis, kreatif, keberagaman dan gotong royong), akan menjadi landasan yang kuat dalam pembentukan karakter. Apabila budaya positif menjadi suatu kebiasaan dan menjadi karakter setiap insan sekolah, maka akan terciptalah visi sekolah.
Menurut falsafah Ki Hajar Devantara, pendidikan dan pelatihan adalah penyiapan dan penyediaan segala kebutuhan hidup manusia, baik dalam kehidupan sosial maupun budaya dalam arti seluas-luasnya. Pendidikan dapat menjadi ruang pengamalan dan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diwariskan atau diwariskan. Hal ini diperlukan peran guru dalam mentransfer kebiasaan baik kepada guru lain dan siswa, demi terbentuknya budaya positif di sekolah. Harapannya, dengan gotong royong menciptakan kebiasaan baik dan menerapkan disiplin positif, maka hal ini akan menjadi budaya sekolah. Dimulai dari proses pembelajaran mata pelajaran yang dipelajari, kemudian dimulai dari dalam kelas.
Ruang kelas adalah miniatur sekolah, dan sekolah adalah miniatur suatu bangsa. Sekolah, awal dari disiplin positif dan karakter siswa yang baik. Upaya menumbuhkan budaya positif dimulai dari dalam kelas. Proses pembinaan disiplin positif di kelas dapat dimulai dengan komunikasi dua arah pada saat kesepakatan kelas. Komunikasi ini merupakan cara yang efektif untuk mengetahui harapan dan impian siswa dan guru. Sifat berpikir kritis akan membentuk komunikasi dua arah. Siswa akan merasa percaya diri, rasa empati akan muncul. Jika kebiasaan ini diterapkan secara konsisten pada akhirnya akan mendorong kreativitas dan inovasi pada diri siswa.
4 Cara Untuk Menolong Diri Sendiri Agar Sehat Mental!
Salah satu kegiatan penerapan budaya sekolah yang positif adalah dengan dilaksanakannya kegiatan sekolah untuk meningkatkan literasi. Kebiasaan literasi yang baik akan mempengaruhi pola dan kebiasaan belajar. Seorang siswa yang memiliki budaya literasi akan terbiasa membuka persepsinya guna mengembangkan kemampuannya. Dampak yang terlihat adalah kesadaran diri dengan disiplin positif dan terbentuknya budaya positif dimanapun siswa berada. Pembiasaan tersebut di sekolah kami dalam bentuk G15M (Gerakan 15 Quran) dan GLS (Gerakan Disiplin Sekolah) merupakan langkah nyata dalam membangun budaya positif. Semua program dilaksanakan untuk membentuk kebiasaan positif sehingga menjadi kebiasaan.
Penyusunan kesepakatan kelas di awal semester merupakan upaya untuk menciptakan budaya sekolah positif yang akan memajukan siswa. Budaya disiplin kelas yang positif dapat diciptakan melalui penataan kelas yang efektif. Perjanjian kelas lebih bersifat informal dibandingkan aturan dan regulasi. Kontrak kelas merupakan daftar cara sederhana dan konkrit untuk mengoptimalkan jalannya pembelajaran. (Kane, 1997).
Siswa berhak belajar dan guru berhak mengajar. Kesepakatan belajar sebaiknya dibuat pada awal semester agar mahasiswa merasa nyaman belajar dalam lingkungan yang mendukung dan melindungi hak belajarnya. Perjanjian pembelajaran harus melibatkan siswa dalam mendefinisikan keragaman pembelajaran untuk memberikan landasan yang aman dan nyaman untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan. Semua elemen dalam perjanjian kelompok harus efektif, mudah dipahami oleh semua anggota kelompok, dan jelas dampaknya.
Pada awal pertemuan kelas, wali kelas dan siswa mendiskusikan berbagai kesepakatan kelas. Guru akan membagikan kertas dan meminta siswa untuk menulis tiga kesepakatan yang menurut mereka harus diikuti oleh semua orang di kelas. Selain itu, semua kontribusi diterima dengan mencapai kesepakatan mengenai prioritas semua anggota kelas. Setelah semua daftar kesepakatan kelas tersusun, guru kelas meminta setiap anggota kelas untuk mengikuti dan menjunjung tinggi kesepakatan kelas yang telah dibuat bersama. Pastikan untuk mendiskusikan konsekuensi dari pelanggaran perjanjian kelompok, beserta alasan mengapa konsekuensi tersebut terjadi. Siswa merasa lebih aman, mereka tahu parameternya, mereka tahu apa yang akan terjadi, dan mereka punya dasar dalam kontrak.
15 Kebiasaan Baik Yang Harus Dimiliki Dalam Hidup
Perjanjian kelas yang dibuat harus dipahami dan disetujui oleh seluruh anggota kelas. Guru kelas hendaknya menjelaskan kembali untuk memperkuat kesepakatan di kelas dan menghindari kesalahpahaman. Di akhir proses perjanjian kelas, hasilnya harus diperbanyak (difotokopi) dan dibagikan kepada seluruh anggota kelas untuk menandatangani perjanjian. Ini adalah cara paling efektif untuk memastikan bahwa setiap anggota kelas mengetahui perjanjian tersebut dan berkomitmen untuk menghormati dan mematuhinya.
Kontrak pembelajaran, yang melibatkan siswa (anggota kelas) sebagai pemimpin pembelajaran, memungkinkan adanya rasa tanggung jawab untuk mendukung tujuan komunitas belajar. Dengan mendengarkan pendapat siswa, mereka akan merasa dihargai dan dihormati. Kesepakatan kelas menjadi keputusan bersama masyarakat dan menciptakan kesatuan yang lebih erat.
Seluruh peserta sekolah. Kebiasaan-kebiasaan positif yang dilakukan secara konsisten dengan pengendalian yang bijaksana akan menjadi suatu kebiasaan yang pada akhirnya akan menjadi kebiasaan atau karakter. Beragamnya karakter bawaan setiap siswa yang berasal dari keluarga berbeda, serta karakter yang terbentuk dari pengalaman pada jenjang pendidikan sebelumnya, menimbulkan permasalahan bagi guru sekolah menengah. Berdasarkan keberagaman tersebut maka penerapan budaya positif di tingkat sekolah menengah hendaknya membangun budaya positif yang kuat sekaligus menonjolkan budaya positif yang sudah ada.
Secara psikologis, siswa SMA berada pada masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Sebagai seorang guru dan pembimbingnya, Anda harus bisa memposisikan diri dengan baik dalam proses pembiasaan sekolah. Memperlakukan mereka seperti naga akan memberikan efek positif. Terkadang kita meregangkan benang pemandu agar terbang bebas namun tetap terkendali. Namun terkadang kita menarik kendali kepemimpinan ketika kepemimpinan tersebut menyimpang dari jalur budaya positif. Permasalahan yang muncul tidaklah sederhana. Buat kesepakatan dengan siswa sekolah menengah. Sifat keengganan untuk diatur oleh budaya-budaya sebelumnya terkadang masih tetap ada. Namun, dengan pendekatan yang bijaksana, mereka akan secara sadar berpartisipasi dengan senang hati dan menghargai, berupaya membuat perbedaan di kelas. Kegiatan kelas yang dirancang dengan mempertimbangkan komunitas kelas akan menciptakan lingkungan kelas yang mendukung, kondusif untuk pembelajaran, dan menyenangkan. Bagaimanapun, siswa dapat belajar dengan antusias.
Remaja Dan Gaya Hidup Sehat: Pendampingan Menuju Kebiasaan Baik
Pada masa pandemi Covid-19 dan masa liburan sekolah, program rencana aksi ini belum sepenuhnya terlaksana. Kami berharap seluruh rencana aksi konkrit dapat dilaksanakan dan menciptakan kebiasaan positif di kalangan kelas dan komunitas sekolah. Kebiasaan komunikasi dua arah hendaknya menjadi kebiasaan baru bagi seluruh warga sekolah. Dengan adanya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), di zona merah pandemi Covid-19 pada tanggal 1 hingga 20 Juli 2021, kegiatan budaya positif untuk menginformasikan kepada seluruh pemangku kepentingan dan menyebarkan kuesioner persetujuan kelas mendapat kendala.
Berbagai upaya akan dilakukan untuk memastikan adanya tindakan nyata. Melalui Google Meetings dan penyebaran kuisioner menggunakan Google Form, aksi nyata tersebut antara lain dapat dilakukan. Masukan dari dosen dan mahasiswa akan sangat dinantikan untuk mendukung aspirasi mereka, meskipun dibagikan secara online.
Pada awal semester, kesepakatan kelas yang berpusat pada siswa yang terbentuk melalui komunikasi dua arah yang memuat aspirasi mahasiswa sangat dinantikan. Refleksi akan diadakan setiap akhir bulan untuk perbaikan pada bulan berikutnya. Melalui komunikasi online, menyelenggarakan kegiatan berbagi informasi dan kolaborasi antara rekan pengajar dan siswa untuk mensosialisasikan budaya positif di antara seluruh warga sekolah.
Kebiasaan positif menjadi kebiasaan yang perlu dilakukan secara rutin. Hal ini termasuk mengajukan pertanyaan tentang aspirasi siswa, menilai kemajuan dan secara kolaboratif melakukan refleksi terhadap pengaturan yang ada. Guru sebagai pengawas dan pengelola akan melaksanakan perubahan yang terjadi, mampu berempati terhadap siswa. Guru lebih banyak mendengarkan daripada mengajar.
7 Cara Bekerja Efektif Dan Efisien
Konten di situs web ini ditulis oleh pengguna. Konten sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna/penulis. Pengelola web tidak bertanggung jawab atas masalah apa pun yang mungkin timbul akibat penempatan artikel di situs ini, namun siapa pun dapat mengirimkan surat keluhan, yang akan ditangani oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak membatalkan tampilan artikel, menghapus artikel dan menonaktifkan akun penulis apabila terdapat konten yang tidak boleh ditampilkan pada website ini.
Adalah platform blogging khusus untuk guru, profesor, atau pendidik tidak tetap lainnya. disajikan