Cara Membangun Hubungan Yang Sehat Dengan Orang Lain
Cara Membangun Hubungan Yang Sehat Dengan Orang Lain – Hubungan yang sehat pastinya menjadi dambaan setiap pasangan. Simak 9 cara mewujudkan hubungan yang sehat berikut ini.
Menjaga hubungan yang seimbang dan sehat membutuhkan kerja keras dari kedua belah pihak. Namun, pertama-tama Anda perlu mengetahui perbedaan antara hubungan yang sehat dan tidak sehat.
Cara Membangun Hubungan Yang Sehat Dengan Orang Lain
, yaitu keadaan dimana seseorang merasa tidak dihargai, tidak didukung, terhina bahkan kekasihnya menyerangnya seperti racun.
Menjalin Hubungan Interpersonal Antar Masyarakat
Dapat disimpulkan bahwa hubungan yang buruk terjadi ketika kekuatan dalam hubungan tersebut hilang. Misalnya saja Anda mudah marah, Anda merasa tertekan, dan Anda merasa tidak tenang dalam hubungan Anda dengan pasangan.
Tentu saja situasi ini bertentangan dengan hubungan yang sehat. Seperti apa hubungan cinta yang baik dan bagaimana cara membangun hubungan yang sehat? Simak ulasannya di bawah ini.
Hubungan yang baik adalah tempat di mana Anda dan pasangan bisa tumbuh bersama, saling memberikan manfaat positif, memberikan rasa aman, dan diri sendiri tanpa rasa takut.
Pasangan yang memiliki hubungan baik mampu berkomunikasi dengan leluasa. Anda dan pasangan akan merasa bebas untuk membicarakan apa pun, mulai dari urusan sehari-hari hingga urusan serius.
Pt Asoka Semesta Konsultama
Kepercayaan bukan sekadar yakin bahwa pasangan Anda tidak akan selingkuh. Namun, percayalah lagi bahwa pasangan Anda bisa menjaga Anda dan bisa tumbuh bersama.
Kita cenderung berpikir bahwa keintiman selalu tentang seks. Sebenarnya cinta seksual bukanlah tentang selalu berdiskusi atau membicarakan tentang seks, melainkan tentang keintiman dengan pasangan kita.
Banyak pasangan yang percaya bahwa jika mereka bersama, keduanya harus tetap bersama dan tidak boleh menyerah. Sayangnya, hal tersebut juga tidak sehat. Pasangan yang sehat mampu memahami batasan dirinya dan pasangannya.
Namun konflik ini akan merusak dan mempengaruhi hubungan jika tidak diselesaikan atau jika pihak lain enggan membicarakannya.
Pdf) Komunikasi Dalam Membangun Hubungan Sosial Yang Harmonis
Kemampuan memecahkan masalah penting dalam hubungan yang sehat. Kita dapat berbicara secara jujur dan bebas tentang apa yang kita pikirkan atau rasakan melalui ucapan yang mandiri.
Apakah hubungan yang baik mungkin terjadi? Jawabannya adalah Anda bisa. Namun hubungan yang baik membutuhkan kerja sama dari kedua belah pihak.
Saat membahas masalah hubungan, kita akan membahas hubungan sebagai sebuah tim, artinya Anda dan pasangan. Berikut cara membangun hubungan yang baik:
Pastikan kita tidak memaksa salah satu dari kita untuk mengikuti nilai-nilai kita. Jika ada perbedaan berarti kita harus mengecek dan mengukur kembali toleransinya.
Membangun Reputasi Digital Yang Positif: Etika Profesional Di Media Sosial
Dalam hubungan yang sehat, jarang sekali Anda menyetujui keinginan pasangan. Anda bisa menolak, terutama jika Anda merasa tidak nyaman dan melanggar batasan pribadi Anda. Tentu saja gunakan bahasa yang persuasif dan tidak menyinggung atau menyakiti hati pasangan.
Beda pendapat atau tidak bisa bertahan dengan pasangan adalah hubungan yang wajar. Jangan biasakan menyalahkan diri sendiri, apalagi jika terjadi perselisihan atau konflik dengan pasangan.
Komunikasi yang sehat dengan pasangan merupakan jalan dua arah. Selama pertandingan, Anda dan pasangan harus menghindari berasumsi, menghakimi, menegur tim tuan rumah, dan bahkan mencatat skor.
Dukung pasangan Anda untuk menjadi lebih baik. Namun, bukan berarti Anda perlu mengubah atau “memperbaiki” pasangan Anda. Dia bisa berubah jika dia mau.
Sulit Percaya Orang Lain, Ini Cara Mengatasi Trust Issues
Tidak perlu berpura-pura. Anda harus bebas menjadi diri sendiri dan menampilkan diri di hadapan pasangan.
Inilah kualitas dan cara membangun hubungan yang baik. Ingat, untuk melakukan hal ini, Anda dan pasangan harus bekerja sama demi kepentingan keduanya.
Jangan lupa untuk #Menjaga Kesehatan Anda dan pasangan. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar hubungan yang sehat, Anda juga bisa berkonsultasi dengan psikolog melalui fitur Tanya Dokter. Unduh aplikasi untuk informasi kesehatan lebih lanjut. Seringkali orang kesulitan menetapkan batasan pada diri mereka sendiri, mereka takut menyinggung perasaan orang lain ketika mengatakan hal-hal yang mengganggu mereka. Namun menciptakan batasan yang sehat itu penting. Kita harus belajar mengatakan tidak pada hal-hal yang tidak kita sukai tanpa menyakiti orang lain.
Kita sering mendengar bahwa komunikasi adalah kunci hubungan yang baik, oleh karena itu komunikasi dari hati ke hati sangatlah penting. Kita tidak bisa membiarkan orang lain mengetahui apa yang membuat kita tidak nyaman jika kita tidak mengatakannya. Nah, ketika kita mengatakan apa yang tidak kita sukai, maka orang tersebut akan mengerti apa yang salah. Namun kenyataannya tidak semudah itu, seringkali kita kesulitan menentukan batasan dengan orang lain.
Cara Menjaga Hubungan Baik Dengan Rekan Kerja
Misalnya saja kita ingin berpesan pada teman kita untuk tidak membicarakan permasalahan hidupnya saat kita baru saja selesai bekerja karena kita sendiri sudah terlalu lelah. Seringkali kita tidak tahu bagaimana mengatakan hal ini kepada teman kita, kita takut dianggap kasar dan kita takut mereka kecewa. Kami khawatir tentang apa yang mungkin terjadi jika kami menetapkan batasan. Faktanya, cara terbaik untuk menetapkan batasan adalah dengan mengatakan apa yang kita inginkan, bukan apa masalahnya.
Misalnya, daripada berkata pada teman kita, “Aku benci dengar kamu ngomongin masalah hidupmu pas aku pulang kerja”, lebih baik kita bilang, “Eh, kayaknya baru kali ini aku pulang kerja.” bukan lagi “saat yang tepat untuk membicarakan masalah yang berat.”, karena kepalaku masih penuh. Mari kita bicara sebentar lalu ceritakan bagaimana perasaanmu?
Seringkali kita lupa bahwa kita juga mempunyai kata-kata untuk diucapkan. Menariknya, selama hidup kita belajar bahwa kita tidak harus memiliki batasan. Misalnya ketika kita berumur dua (dua) tahun, kita bisa menolak hal-hal yang tidak kita sukai. Sayangnya, orang dewasa menganggap hal ini salah. Sejak kecil kita diajarkan untuk mengatakan tidak. Terkadang kita tidak suka dipeluk, atau kita tidak menyukai makanan tertentu, atau ada hal-hal yang kita rasa tidak nyaman untuk dilakukan.
Seiring bertambahnya usia, ada baiknya kita tidak membiarkan masa lalu menentukan kehidupan kita saat ini. Kita mempunyai hak untuk mengambil kendali atas hidup kita lagi dan inilah saatnya untuk mulai memikirkan apa yang kita suka dan apa yang tidak kita sukai. Jika situasinya tidak tepat, kita berhak mengatakan “tidak”. Kita harus memahami bahwa tanpa rasa bersalah tidak akan ada batasan. Saat kita menetapkan batasan, kita menerima dan menerima bahwa rasa bersalah adalah bagian dari proses. Jangan biarkan rasa bersalah menghalangi Anda, namun ketahuilah bahwa perasaan datang dan pergi.
Bangun Kebiasaan Saling Menghargai Sesama, Murid Tk-sd Cikal Gerakkan Kampanye Membangun Pertemanan Yang Sehat (healthy Friendship Campaign)
Ketika kita mencoba menetapkan batasan, seringkali kita tidak melakukannya karena kita hanya fokus pada masalah. Misalnya, jika kita tidak ingin seseorang memperlakukan kita dengan cara tertentu, kita cenderung membicarakan tindakannya yang tidak kita sukai dan membicarakan perasaan kita terhadapnya. Kita sering kali tidak mengatakan dengan jelas apa yang kita ingin mereka lakukan dan bagaimana mereka harus berperilaku di masa depan. Bagian ini penting karena masyarakat perlu mendengar dan memahami dengan jelas ketika kita menetapkan batasan. Misalnya, kita tidak ingin ada orang yang tiba-tiba datang ke rumah kita, jadi kita bisa menyuruh orang tersebut untuk menelepon terlebih dahulu di lain waktu daripada langsung mengatakan bahwa kita tidak ingin mereka datang tanpa membuat janji.
Batasan diperlukan untuk melindungi harapan setiap orang akan perasaan aman dan nyaman dalam berkomunikasi. Jika kita mengatakan tidak, itu bukan tanda keegoisan, itu tanda cinta kita sendiri. Tanda-tanda yang bisa kita kenali ketika kita membutuhkan batasan adalah ketika kita merasa kewalahan, marah pada orang lain yang meminta bantuan kita, kelelahan, dan lain sebagainya.
Batasan yang keropos adalah ketika kita tidak mempunyai batas atau hanya batas yang lemah. Batasan seperti ini bisa terjadi karena kita tidak berkomunikasi dengan baik atau tidak menegakkan batasan yang kita buat. Beberapa tanda ketika kita berada pada batasan yang keropos: selalu mengatakan ya, terlalu banyak berbagi informasi, selalu berusaha menyenangkan orang lain, dan sebagainya.
Contoh batas berpori: Leena adalah seorang karyawan sebuah perusahaan yang menangani operasional keuangan perusahaan. Lina adalah orang yang sering merasa kasihan pada orang lain, dia pintar, pekerja keras dan pintar, namun dia selalu enggan mengutarakan pendapatnya atau mengatakan apa yang diinginkannya. Ada suatu hari dimana dia sangat sibuk, karena pada hari berakhirnya laporan keuangan, dia harus membukukan ribuan transaksi yang masuk dan dipotong dari pendapatan perusahaan. Pada saat yang sama, Lynn harus menyiapkan informasi yang diminta oleh auditor yang melakukan analisis keuangan perusahaan tempat dia bekerja. Ia pun harus menyiapkan materi untuk pertemuan besarnya hari itu. Sayangnya, temannya Lina Ari dimintai bantuan untuk menyiapkan SPT pajaknya yang sudah memasuki waktu memasak. Leanne jelas terluka, tapi takut jika dia menolak permintaan bantuan Ari, Ari akan tersinggung dan menyebabkan ketegangan pada persahabatan mereka. Leanne dengan enggan menyetujui permintaan Ari, yang akan menyebabkan dia bekerja lembur hari itu dan membakar pikiran Leanne.
√ 6 Tips Hubungan Langgeng Tetap Romantis Dan Awet
Batas keras dapat dikatakan sebagai kebalikan dari batas berpori. Sederhananya, kita menciptakan jarak yang tidak terlihat dari orang lain. Perilaku kita ada dalam batas-batas yang ketat, misalnya kita mempunyai aturan yang ketat, kita tidak pernah berbicara dengan orang lain, kita ingin tampil tegar di depan orang lain, dan sebagainya.
Contoh batasan yang kuat: Saya bukan teman Lina di perusahaan yang sama. Handi memiliki kepribadian yang tertutup sejak kecil. Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak membicarakan masalahnya, kehidupannya, atau keinginannya. Meski begitu, ia tetap menjaga jarak yang menurutnya terlalu besar sehingga tidak membuat orang lain banyak bicara tentang kehidupannya, yang menurut Handi membosankan, membuatnya lelah mendengarnya, dan tidak pantas menerima apa yang dialaminya. . Menurutnya, terlalu banyak kontak dengan orang lain akan sangat menyulitkan Handy. Ia merasa hidupnya sudah lengkap, berangkat kerja, mengerjakan tugasnya, lalu pulang, tanpa banyak berinteraksi dengan orang lain di tempat kerja atau tempat lain.
Kesehatan